Kutarik Ucapanku Menggunakan Benang
Kutarik semua perkataanku kemarin malam. Yang katanya "aku akan mencintainya sampai kapanpun, dan apapun yang terjadi". Dia memang kemarin ku banggakan, tanpa ada cacat sedikitpun. Kufikir hanya dia yang paling sempurna, dan paling mencintaiku apa adanya. Memang, kemarin kurasa hanya dia yang paling mengerti aku dan hanya dia laki laki yang pas denganku. Ternyata aku terlalu yakin, aku lupa akan waktu yang terus menerus melangkah dan dapat merubah semuanya. Aku juga lupa bahwa dia seorang manusia yang memiliki perasaan yang dapat berubah. Aku juga lupa bahwa ada namanya "bohong" di dunia ini. Akhirnya aku baru tersadar kemarin sore.
Namun entah mengapa. Sore itu kurasa sangat mudah untuk melupakanmu dan membencimu. Padahal malam itu aku sangat takut kehilangannu, bahkan hingga aku putus asa, dan berfikir hal hal gila. Tapi rasanya sore itu, senja menenangkanku. Senja berkata sunyi padaku agar aku kuat dan menyuruhku untuk berfikir "jangan biarkan dia berpijak, sedangkan kamu tidak berdaya". Senja yang indah fikirku. Akhirnya aku bisa tersenyum lebar bahkan tertawa saat rumahku pergi begitu saja tanpa sesal dan kenangan. Aku bertanya tanya, mengapa aku bisa sekuat ini? Dan mengapa aku bisa tersenyum lebar saat dia yg kemarin malam kubanggakan telah berjalan menjauh dengan gagahnya.
Ternyata aku baru ingat, bahwa sebelum senja datang, pagi telah memberikanku kekuatan agar aku kuat, dan berkata dengan lantang secerah matahari terbit "bahwa dunia ini luas". Dengan adanya pagi, aku mempunyai pelindung pada saat sore itu, dan senja yang menenangkanku. Sempurna bukan?
Kali ini rumah itu sudah gelap, mungkin sudah malam, dan tidak ada listrik. Bukan rumahku lagi. Dan pemilik rumah itu mungkin belum beli token listrik.
Kini aku punya pagi yang sangat tenang, dan senja yang sunyi. Terus terang Tanpa perlu token listrik. Ingat awal perkataanku, bahwa apapun itu bisa berubah. Belajar dari pengalaman. Maka, aku pun tidak akan terlalu mengharap kepada pagi hingga senja itu untuk membuatku tetap terjaga cahayanya. Karna hujan dan malam tetap akan datang kapan saja. Semua dapat berubah, rahasia tuhan siapa yang tau. Hanya perlu bedoa kepada tuhan untuk diberikan kekuatan dan kesabaran untuk melewati hujan dan malam itu, untuk menjemput pagi lagi.
Tapi aku yakin dan suka kepada pagi hingga senja ini. Karna dia mengajarkanku untuk lebih memahami cahaya dan gelap itu. Dia bilang "nikmati saja terang dan gelap itu" dia pun tidak pernah mencampuri cahayanya kepada malam.
Kunikmati cahayamu pagi. Terimakasih dariku penikmat cahaya pagi.
Komentar
Posting Komentar